Senin (13/09/2021) - mahasiswa KKN-IK IAIN Kudus melakukan kunjungan survei UMKM ke tempat pembuatan tempe yang berada di dusun kemang krompol Pemilik usaha tempe “Bapak Hidayat” mengungkapkan bahwa UMKM usaha tempe ini berdiri sejak tahun 2021. Usaha tempe ini merupakan usaha turun-temurun dari Keluarga Bapak Hidayat. Bahan baku pembuatan tempe berasal dari kacang kedelai pilihan yang berasal dari luar negeri. Proses pembuatan tempe yang pertama adalah kedelai dicuci dengan air mengalir hingga bersih, kemudian direndam selama 5 jam. Kudua, setelah selesai direndam lalu cuci kembali rendaman kedelai sampai bersih. Ketiga, rebus rendaman kedelai yang dicuci bersih selama 30-45 menit, setelah itu rendam selama satu malam. Keempat, kupas kulit kedelai yang telah direndam semalam dengan menggunakan tangan atau memanfaatkan mesin, setelah itu cuci hingga bersih. Kukus selama 20 menit, kemudian angkat dan diinginkan sejenak lalu taburi ragi tempe kemudian aduk hingga rata. Kelima, bungkus kedelai dengan menggunakan daun pisang. Proses fermentasi pun akan membutuhkan waktu 2 hari dengan suhu ruangan normal.
Pak Hidayat mengungkapkan jika hal yang utama dari pembuatan tempe ini adalah kualitas dari tempe itu sendiri, ‘Kami menggunakan kedelai impor karena kedelai lokal dinilai kurang bagus untuk bahan baku tempe”. Dalam sehari beliau memproduksi 40 kilogram (k g) kacang kedelai perhari. Kendala dalam pembuatan tempe ini adalah tidak mempunyai tempat sendiri untuk memproduksi tempe karena tempatnya masih di dalam rumah. Untuk pemasaran tempe, pak hidayat menyetorkan tempenya ke pasar dan menerima pesanan dari orang.
KKN-IK IAIN Kudus berharap setelah mengetahui lebih rinci tentang kondisi UMKM tempe ini, untuk selanjutnya bisa membantu kelancaran UMKM tempe. Selain itu, perlu adanya apresiasi dari pemerintah juga agar produksi tempe ini semakin maju.